Rabu, 30 Oktober 2013

Penelitian Sejarah Lisan

   Sejarah lisan sesungguhnya telah berkembang sejak lama. Kondisi ini berawal dari sifat manusia sebagai makhluk sosial yang secara otomatis ingin mengetahui sekaligus menjelaskan realitas lingkungan sosialnya dengan cara bertutur secara lisan, hingga melahirkan tradisi lisan pada masyarakat.
   Tradisi lisan mulanya dilakukan tanpa suatu kesadaran yang nyata.Tradisi ini awalnya berfungsi sebagai usaha untuk merekam, menyususn, dan menyimpan pengetahuan demi pengajaran dan pewarisannya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Peristiwa yang diceritakan pada umumnya adalah peristiwa yang sangat berarti bagi kehidupan kelompok, misalnya kemenangan dalam perang, kekebalan kepala suku, bencana alam yang sangat hebat, dan lain-lain.
   Agar ceritanya atau kisahnya lebih menarik, maka di samping disampaikan dengan susunan kata yang biasa, maka ada pula yang disampaikan dalam bentuk syair dan diberi tembang (lagu).
   Isi cerita lisan juga makin lama makin berkembang dibumbui dengan imbuhan yang disesuaikan dengan alam pikiran yang bersifat magis-religius. Bagi masyarakat pemilik tradisi lisan hal ini dianggap sesuatu yang wajar karena sesuai dengan naluri uuntuk menumbuhkan kebanggaan kelompok. Akibatnya kondisi ini menyebabkan fakta makin lama-makin hilang, namun di pihak lain tradisi lisan telah menyebabkan pengalaman-pengalaman kelompok di masa lalu dapat terabaikan dalam bentuk cerita atau tradisi turun-
temurun.
   Selain tradisi lisan, penelitian lisan di dalam sejarah juga mencakup sejarah lisan, yaitu peristiwa sejarah yang diceritakan atau dituturkan oleh saksi mata peristiwa sejarah atau sumber primer.
   Sebagai contoh, yang telah dilakukan oleh Thucydides, sejarawan asal Yunani, yang menyusun sejarah perang Peloponesos dari kesaksian langsung prajurit-prajurit yang terlibat dalam perang tersebut.
   Sebagai sebuah prinsip penelitian, sejaral lisan memiliki kelebihan-kelebihan, seperti :
1. Pengumpulan data yang dilakukan dengan komunikasi dua arah memungkinkan seorang peneliti untuk  
    menanyakan secara langsung bagian yang kurang jelas pada nara sumber, hingga diperoleh keakuratan
    data.
2. Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis.
3. Penelitian sejarah lisan yang dipadukan dengan sumber tertulis dianggap dapat melengkapi kekurangan
    sumber sejarah selama ini.
   Di samping memiliki kelebihan,sejarah liisan juga memiliki kelemahan dan kekurangan, seperti :
1. Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi sejarah terhadap suatu peristiwa.
2. Subyektivitas dalam penulian sejarah sangat tinggi, baik dari saksi sejarah maupun penulis atau peneliti
    sejarah, karena masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap suatu peristiwa sejarah.